Jumat, 26 Oktober 2012

Must be

Deny or Undeny

Perhaps, this moment come from God, or it have planned by someone else. It is like my opportunities to return in my way.

But, I don't think so, because suddenly I have to go and I have to get away from that spot. We have differencess. 

I think, my mind couldn't work well when I stayed next to him. I couldn't think anything. I couldn't stay along.

I know that, It is too hard to deny it. But I have to deny it at all.

I must forget it after this.

I must wake up and try to find a new one who is given by God. Amin.

Jumat, 19 Oktober 2012

Only Your way,,Not our way...

Dear You

I can't remember what you said yesterday, I can't remember what you did yesterday, and I can't remember how you got me...

I am only remember about how wonderful momment when we together,, with full of conversation,, full of happiness.

I am still remember what cloth you weared, what the colour was, how you was sat netx to me, how you said, how you was looked at me, how you protect me.

Rainfalls showed the story directly, nothing wrong, appeared all. I saw you there, sat under the tree, without me. I saw you walked under the rain, without my hand hold,, 

Rainbow appeared without colour I saw.

I realized that the rainfalls didn't fall anymore,,such as you,, actually I can't imagine that,,

I tried to play music that you like, so that I could see you leter,,
but not anymore..

You turned your way, and stay away,, You ran until you find the end of your way,,

when will you finish it??

Minggu, 09 September 2012

Little Cat

look innocent,, so I called "Inno"




I found it in Realino Sanata Dharma

So Cute,,wanna hold it,,

Sabtu, 25 Agustus 2012

Sendu


 Bagaimana aku menafsirka alam bila derai hangatnya tak mampu menyentuh hangat juwaku. terlalu meluber seluruh rindu kepak jiwa pada mentari dan menari di antara mega-mega. Bilamana aku tak mampu menyurat haruku pada sebatang pohon. Sekotak imajiku terlempar keluar dan terhanyut di lautan. Desiran ombak membawanya hingga bertemu pada matahari terbenam. Bunga-bunga mekar kehilangan sari imajinya. Kosong sudah dunia dan alam yang selalu dinanti-nanti. Tak mampu menghadirkan sosok senja pada alam yang bermegah atas cakrawala. Tertulis puisi nan elok tersirat angin yang menjelmanya pada sebuah lagu lantunan simphoni angin. Malam sudah terlalu jauh dan jatuh untuk menjamahnya. Waktu seakan berhenti pada titik nol.

Jumat, 27 Juli 2012

Sembunyi


terkurung semalam dalam liang tak bersinar
berkubang ragu tak mampu menutup hari
mendung kikis cahaya menutup matahari
bimbang menanti bulan

kata hanya sekedar jalanan sempit di pinggiran jalan raya
tak terjamah mata dan sepi suara
tarkatung-katung menanti siulan burung gereja
bibir lunglai menyisir bahasa

pembohong melebarkan makna
tanpa tau artinya
masih saja berdiri tak berpindah
mencari arti samudra diantara lautan
penipu rasa menimbun lara
luka tanpa balutan tinta
bulir sendu menerkam sukma

terlalu banyak bahasa yang terbuang sia-sia
terlalu banyak klausa tercecer dijalanan aspal panas
terlalu banyak kalimat tersangkut pohon beringin jalan
terlalu banyak kata berhamburan di padang rumput

masih saja bertahan pada musim yang sama
matahari dan bulan tak berani muncul
sisa-sisa tanya masih belia
hangatkan beku hati

sekarung harapan kini tinggal sepiring mimpi
masih cukup tenaga untuk mencari
tubuh ini masih mampu menancap duri bagai belati
berperang dengan ragu yang terhambar
bagai selendang merah berkibar menari bersama angin

kuadukan raguku dalam doa
terlewat oleh telinga-telinga manusia
terpejam oleh indra
cukup mampu untuk membuka pintu keemasan
bersinar menyilaukan mata buta

Rabu, 25 Juli 2012

Harapan

Harapan kadang datang dengan berlebihan. Mimpi datang tanpa harus tidur. Terlena pada keadaan-keadaan yang dinanti. Mencuri fokus utama hidup. Tapi harapan membuat orang menjadi menutup diri pada kemungkinan-kemungkinan yang mungkin ada. Bingung bagaimana cara memperlakukan harapan itu. Mencipta banyak pertanyaan di mana akhir dari harapan yang telah sengaja atau tidak sengaja telah terbentuk oleh tindak pikiran dan hati. Lalu harapan yang seperti apa yang mampu dipertahankan dan harapan seperti apa yang seharusnya diharapkan. Harapan kadang membuat orang takut untuk berharap, takut untuk membayangkan hal-hal yang sebenarnya ingin sekali dibayangkan. Bagaimana cara yang tepat untuk memperlakukan harapan-harapan yang sudah terlanjur ada. Dan hal yang paling besar adalah bagaimana realisasikan harapan itu. Hal yang paling besar diantaranya adalah cara mewujudkannya. Tentang harapan percaya pada harapan yang telah ada dan biasanya ada.

Rabu, 18 Juli 2012

Hukum Semesta

Manusia pada dasarnya adalah makhluk paling bahagia di dunia. Iya, karena manusia memiliki kekuatan pikiran yang menyatu dengan semesta. Segala macam pikiran manusia atau apa pun yang manusia pikirkan akan terhubung pada semesta dan semesta akan menanggapi pikiran manusia sesuai dengan apa yang manusia pikirkan. Namun yang perlu dipahami bahwa semesta tidak mendengar jika manusia tidak menginginkannya atau dalam kata lain negatif. Karena hukum semesta memperhitungkan kata-kata penolakan atau negatif lainnya. Sehingga apa pun yang manusia pikirkan dan fokuskan berarti manusia sedang menghadirkan hal-hal tersebut dalam hidup manusia. Jadi sebenarnya alam semesta mengajak manusia untuk menghadirkan hal-hal positif dalam pikiran kita. Mari kita hadirkan segala yang positif dengan menghadirkan hal positif dalam pikiran dan menjadikannya pemikiran yang dominan maka apa yang kita inginkan (positif) akan hadir dalam hidup kita.

Sabtu, 14 Juli 2012

Rindu Hujan


gerimis mengundang rindu
dingin membekukan hati
bergelantung pada malam
memecah lamunan haru
menunggu malam setiap malam
menanti pagi indah nan asri
kata tak sekedar grauan
mengukir nama pada sebatang kayu
lemah lirih tak bersuara
pahatan rindu berseru haru
cinta tak seserhana mencintai
kasih tak semudah mengasihi

Jumat, 29 Juni 2012

Pilih Pilihan

Jengah untuk memilih, bosan untuk bersikap. Sudah berjalan terlalu jauh, tapi ngawur kemana arahnya. Tidak tau seberapa lama berjalan, tidak tau seberapa jauh sudah. Bertemu banyak orang, bertegur sapa, tapi tak tau dengan siapa. Memilih untuk ini dan itu tapi tidak mengerti apa yang sedang dipilih. Mencari ini dan itu tapi tidak paham apa yang dibutuhkan. Lalu mau seperti apa menjalaninya?? Mau seperti apa sikapnya??
Ingin menutup segala pilihan dan berpura-pura tidak memilih. Berpura-pura agar tidak kecewa. Seperti ingin hidup sendiri. Ndak jelas mau melakukan apa, tapi tau apa yang akan didapat.


Sudah lama ingin mendapatkan banyak hal dalam memilih. Rindu ingin memilih. Sudah memilih. Tapi tidak ada pilihan yang bisa dipilih. Lalu untuk apa memilih?? Kalau tidak memilih, lalu seperti apa nanti??
Ingin ku buang saja pilihan-pilihan itu. Ingin ku abaikan saja sikap-sikap itu. Bosan jika selalu memilih lalu pada akhirnya pilihan itu mutlak tak dapat dipilih. Kecewa jika pilihan itu telah memilih pilihan lain. Jadi lebih baik tidak usah memilih saja.


Menatap wajah mereka seperti hujan deras yang enggan untuk surut. Menatap wajah mereka seperti hutan yang rindu hujan. Menatap wajah mereka seperti bunga yang tetap kuncup. Mendengar suara mereka seperti  raungan srigala mengutuk malam. Mendengar suara mereka seperti kicauan burung memaki senja. Mendengar suara mereka seperti gemuruh air melenyapkan kota. Sungguh memekakkan telingan.


Ingin rasanya menjauh sejauh-jauhnya. Ingin hidup tanpa tau tentang apapun, ingin menjadikan segala sesuatu menjadi nyaman walau tidak indah. Ingin menanam bunga warna-warni. Ingin bernyanyi sepuas hati. Ingin menggambar ini itu tak tentu. Ingin minum kopi di pagi hari. Ingin menjadi yang sederhana.

Selasa, 26 Juni 2012

Bosan



Menukik sendu pada awan, mencumbu bulan tadi malam. Bagai sekarung rindu meluap. Tak mampu menahan setiap gejolak. Aku tidak memejamkan mataku malam hari, aku berjaga hingga rumput malam tertidur. Aku menata kembali ranjangku, tapi tak kudapadi ada lipatan disana. Aku menunggu di depan pintu kamarku, aku menyisir rapi rambutku yang sengaja kugerai. Malam masih berada di peraduan, tak ingin bepergian. Malam kian panjang kurasa. Aku hampir terjatuh kala menanti. Aku hampir terkurung dalam keragu-raguan. Masih ingat dengan sosok tampan yang kulihat tadi malam. Pesonanya masih melekat dengan  jelas. Tapi sayang ia tak dapat dijamah. Ia tak dapat dimiliki.
Aku masih saja disini, tanpa menghiraukan waktu. Aku masih saja mendandani diri tanpa menghiraukan malam yang hendak beranjak pergi. Aku terus saja membayangkannya tanpa menghiraukan bulan yang rupanya telah tertidur. Aku masih saja berjaga dan tersenyum hingga rumput telah basah terguyur embun. Tapi aku tidak sedang jatuh cinta. Mungkin hanya bosan saja menata kamarku tiap hari.

Senin, 25 Juni 2012

Ingin Jatuh Cinta

Risalah Hati-Dewa 19


Ingin menulis sebuah cerita, dimana hanya ada aku dan dia. Kisah bahagian yang terbingkai apik dalam dekapan siluet malam. Ingin merangkai kalimat mesra membentuk klausa-klausa cinta. Pesona malam belum bisa menutup indah senyummu. Pancaran sinar matahari belum bisa padamkan baramu. Dekapanmu yang semu tampak nyata dan bersenggama dengan tubuhku. Tak mampu kuelakkan setiap kata yang ingin kuucap dan kunyanyikan. Mungkin perlu kubuka mata ini, perlu ku tatap kembali, perlu kusimak dan kubaca ribuan kali. Hingga dapat kumengerti, bahwa memang bukan hari ini aku dapat masuk dalam kisah yang telah kau buat lebih dulu dan bukan bersamaku. Tak ingin aku membacanya, tak dapat dimengerti lagi. Kusudahi saja kisah yang belum sempat kubuat ini. Karna kisah ini tidak punya awal dan akhir.

ISI

Salah satu patung yang berada di ISI
24 Juni 2012
Gambar ini diambil pada hari minggu 24 Juli 2012, saat saya sedang berkunjung ke ISI untuk nonton pertunjukan teater berjudul ASERA yang kebetulan salah satu aktornya adalah aktor favorit saya. Saat saya di parkiran tepatnya parkiran sebelah auditoriun Teater ISI, mata saya langsung tertuju pada suatu benda yaitu patung ini, dan saya suka sekali dengan bentuk patung ini yang unik, sehingga saya memotretnya. Menurut saya patung ini bentuknya abstrak dan absurb. Namun sangat menarik dan unik, futuristik, amazing sekali. Ingin sekali menik lebih jauh hingga kedalam-dalam.






Sabtu, 23 Juni 2012

Terpaksa Tertawa

             

Pernah terpasung dalam sebuah penantian, terkunci rapat pada sebuah perasaan tak mampu merubah arah angin, tak mampu membelokkan arah mata angin tak mampu terpejam pada tatap pandang. Merubah setiap detik perjalanan menjadi sangat sempit tak sanggup lagi bertahan. Berkubang pada waktu-waktu mati yang sesuka hati berhenti. Semua seperti bayangan yang tak pernah dibayangkan, seperti jalan raya besar tanpa roda-roda, seperti menulis kata-kata pada selembar kertas kumuh lusuh tak bertinta. Tak ada hal kekal yang perlu dipertahankan pada sebuah penantian. Tak ada yang perlu ditangisi pada sebuah penantian. Tertawa saja seperti semua hanya sebuah keadaan bohong yang sengaja diciptakan untuk memngepung kebahagiaan yang seharusnya dimiliki. Tertawa saja seperti keadaan terkalahkan oleh sebuah pertahanan keahkuhan. Kosong,,yang katanya kosong,,isi saja dengan apa yang ingin kamu pahat pada batu hidup. Cari saja bunga mawar yang besar untuk menghiasi setiap sudut ruang yang kosong akibat penantian,,patahkan saja setiap kayu usang yang tak mampu menopang kebisuan rasa. Bakar,,bakar tumpukan kertas tulisan ayat-ayat kegundahan batin yang terlanjur tertulis,,buang jauh setiap lembat kenangan akan penantian yang telah sengaja meremukkan tulang rusukmu. Tanam saja bunga angrek dan mawar putih untuk mendinginkan ruanganmu.Tanan saja pohon besar untuk menopang kesedihan. Jadilah hidupmu seperti yang kamu mau.

Jumat, 22 Juni 2012

Tanya Pertanyaan



Terkepung dalam kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang mempertanyakan tentang perihal kehidupan. Ya..inilah tandanya manusia masih disebut manusia. Manusia telah memenjarakan diri dalam pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang telah melumpuhkan ruang gerak manusia, mengikat erat hingga tak mampu menggerakkan tubuh, hati, pikiran, bahkan rasa yang mati. Manusia berusaha mencari ruang kosong untuk mengendapkan pertanyaan yang kian hari tumbuh subur dan mulai merambat menggerayangi otaknya yang makin tumpul. Pertanyaan yang makin memangkas kecerdikan. Pertayaan yang menggersangkan akal sehat. Pertanyaan yang mengikis tajam naluri. Pertanyaan yang semakin hari semakin radikal tak mampu dicela, dibungkam dan dibinasakan.
Berusaha mencari ruang lalu membakar setiap pertanyaan yang muncul bebas, mengurai rasa marah, senang, malas, tenang, antusias.
Pertanyaan macam apa yang mampu memiskinkan akal? Pertanyaan macam apa yang mampu memangkas habis kecerdasan? Pertanyaan macam apa yang mampu melumpuhkan batin? Pertanyaan apa yang mampu menggerogoti logika?
Manusia,,itulah...
Biarkan saja pertanyaan itu muncul, biarkan saja urat kami putus dan mati karena sebuah pertanyaan atau pertanyaan pertanyaan... Bodoh!!

Selasa, 19 Juni 2012

Wanita Itu



Mungkin terlalu lama wanita itu terkubur dalam kedamaiannya sendiri. Tertutup mata pada keburukan dan ketakutan hidup. Menari bersama gemulai angin bersentuh lembut. Buta mati rasa hilang. Tak melihat dan tak merasa. Bahagia sekali tampaknya. Mungkin ia tak mampu menatap condong gelap, tak mampu membedakan malam. Harinya mungkin selalu halus dan menggoda senyum dan tawa.

Apa ia tidak tau atau pura-pura lupa atau bahkan tidak mengindahkan kata hatinya yang ingin merengek pada ibunya?? Kemana rasa takut akan keadaan  yang akan menimpanya?? Mampu ia menahan rasa cemas dan takut yang luar biasa?? Atau mungkin ia sudah tidak peduli??

Bodoh sekali wanita itu,menutupi kemalangan dengan bahagia yang mungkin tidak pernah ada!! memprihatinkan sekali hidupnya!! Mungkin ia akan mati bila ia menyadari ia tak mampu tertawa lagi, maka ia paksakan mulutnya untuk lantunkan nyanyian bahagia yang sengaja ia buat sendiri untuk menghibur orang.

Ia juga pura-pura tidak merasa kecewa, sedih, marah, bahkan iri. Ia menyimpannya dengan sangat rapih di sela urat-urat nadinya. Hingga otak, perasaan dan nadinya menjembul keluar. Sudah...kasian sekali wanita bodoh itu. Mungkin keadaan akan memulihkan hidupnya dan mengeluarkannya dari penjara kepura-puraan.

Rabu, 13 Juni 2012

Love Morning




Morning
the sun grow up
the wind dancing in the sky
I look the sun cloudy
but
you look so beauty
you look so shiny

I grow up
as a wind dancing in the sky
and I dance with a wind

I dance to find you
I dance to reach you
I dance to get you

Now I know
Morning
is the way for love
love in you
live in morning

Senin, 04 Juni 2012

Bukan Puisi Cinta




Surya pagi mengintip dari antara kerumunan mega
Menatap sayu pada bulan tadi malam
Embun hantar cinta pada pagi
menggetarkan darah yang terkunci dalam nadi

Cinta semakin tampak nyata
berkerumun menyerbu hati dan otakku
lukisan wajah dibingkai jendela imajinasi

Hingga matahari tak mampu menatap cahayanya
Hingga panas tak mampu membakar api
Hingga dingin tak mampu membekukan es

tergesa berlari pada bayang
tergesa menyelam pada harap
tergesa mendaki pada puncak bahagia
namun semu
tak mampu

ini bukan cinta
rupanya memang
bukan

Minggu, 03 Juni 2012

Aku Jatuh Cinta


purnama nampak pada ujung cakrawala
menoreh indah seyum mempesona
raga tak bersuara
menahan seruan tawa

wajah nampak dibalik jendela
memuat simphoni cinta
bergelora rasa
tak mampu menahan angan
yang terus bergelayut
terbang tak temukan
arah cinta membawa

bukan sepasang merpati merindu
bukan kisah cinta membara asa
bukan nyanyian hati berbicara
bukan kayu terbakar menjadi abu

laut tak nampak surut
hujan tak malu menyapa sungai
pelangi tersimpan rapi dibalik awan
angin menarikan senandung embun

itu gambar cinta
itu nyanyian hati
itu tarian mesra alam

katakan semua keraguan mendalam atas cinta
siapa yang akan meragukan cinta

Jumat, 25 Mei 2012

Pagi Abu


ketika suara tak mampu mengutarakan maksud
kaki dan tangan mulai tercencang
dengan gurauan sumbang
tak mampu menyorot keinginan batin
yang mulai abstrak
dimana kau simpan senyummu yang meratap?
bukankah telah kau temukan warna kesedihan
di balik tawamu?
tidak cukup rupanya,
awan abu-abu
menerangi hati dan pikiranmu
jangan menoleh pada gelap,
rebahkan tubuhmu
pada kering daun daun
tanda pagi

Sabtu, 19 Mei 2012

Mati Waktuku

Semua kataku telah dilahap waktu
semua anganku menguap berlalu
semau inginku bergelayut
bagai mendung tersapu haru

kemampuan bertahan
telah menahan semua daya
upaya hanya sia-sia

meninjau setiap sudut muka
tak nampak apa-apa
hanya sihir belaka

kamuflase dari setiap tingkah
plagiatisme yang semakin parah
menyeset darah
berujung nanah

menguraikan perih
menambah muka sedih
kemungkinan yang makin pipih
langkah tertatih

hidup kerak
dalam barak
sepi gerak
hampir rusak

angin berkata tak mampu memeluk badai
ombak berkata tak mampu memeluk pantai

inginku hanya berucap
harapku hanya mengungkap

Jumat, 11 Mei 2012

Fakir Cinta




sendiri
sepi
cinta
bukan
suka

adakah kata selain cinta
adakah kata selain suka
mencari
mencari sendiri
dimana Tuhan sembunyikan cinta
dimana Tuhan menyimpan suka
bagaimana bisa ada cinta
bagaimana bisa ada suka
bagaimana bisa aku mencintai
bagaimana bisa aku menyukai
apakah masih ada cinta
atau sekedar suka
bagai pengemis tua
lelah mencari keduanya
lelah menanti keduanya
hampir tiba diujung jalanku
aku hampir tiba diujung masaku
cinta belum menemukan kiblatnya
suka hampir tiada

Renungan Malam Hari






suara itu telah memekakkan hati
riuh yang diam-diam menorehkan benci
teriakan yang lama kelamaan menyulut bara api
gerakan itu sengaja dicipta untuk meremukkan paru-paru kami

tubuh kami hanya tinggal selembar daun kering yang terbakar merahnya matahari
otak kami telah membusuk dan basi
mata kami telah tercongkel oleh belati
tangan dan kaki kami terikat oleh duri bunga melati
dan kami tak mampu berdiri

malam ini kami mati ...

Bunga Djendela





Bunga Jendela

aspal
kering
matahari
awan
hujan
basah
tanah

ada
sejak pagi
menghampiri
harap

kaki tegap berdiri
mengiring langkah
menuju asa
lama jua
tak sua

bunga jendela

Hot Chocolate




Coklat Panas

Coklat panas pagi hari
pagi ini hujan

secangkir coklat panas
di sudut kota
bersandar jati

secangkir coklat panas
di sudut kota
lantunkan nada

secangkir coklat panas
di sudut kota
hangatkan embun

secangkir coklat panas
di sudut kota
toreh warna pelangi

Waiting You








Tunggu Rindu

mendung berlari pada mega
yang menanti suram
kalbu terkikis guyuran tangis
titisan gelisah rindu mendalam
menyelinap masuk
hingga sela rusuk
nadi membusuk

tergelar pada gorong
selembar rindu kosong

tunggu rindu lagi
lilin dinyalakan
rindu terang

Kata



Kotak Kata-kata


merangkai kotak menjadi kata
merangkai kata menjadi makna
merangkai makna menjadi nada
merangkai nada menjadi suara

habis waktu
kata bercecer
terselip entah kemana

habis waktu
nada tehambur
sumbang terdengar

habis waktu
makna nyasar
berantakan

tak ada kata-kata dalam kotak
tak ada kotak dalam kata-kata

Lagu Bukan Haru


musin apa kini
sebuah bangku kayu
di taman beku
merayu haru
menatap pati

hening menjelma gaduh
tatap mata patuh
melepas pagi peluh

melukis mu
melukis matahari
menanam hati
dalam palung

bersenandung
bersama angkuhnya angin
menari
bersama getar ombak

bersinar bersama malam
bercahaya bersama mutiara
berdialog bersama alam raya
mengundang tawa
mencipta rasa

bulan datang bersama mega
menulis lirik lagu cinta
mengurai rasa
cinta saja






terselami oleh hati
telang terurai indah dalam naung
tak dapat terkata
tersimpan lama
terbungkam oleh makna

diam diwilayah gelap
beri dian dalam gelap

terlah terlalu lama
sembunyi hingga berlumut
hingga kusut

melenggang bebas
musim bulan ini
menyusur hari
tanpa tau waktu

langkah telah terpugar oleh deretan bambu bercula
langkah telah terseret-seret
tersangkut belukar yang menari
menyurutkan kaki
tergembog duri
menyirat mimpi
diatas karang
menilik mimpi dibalik riak air
berjalan lurus
hingga purna ladang panjang

Kamis, 10 Mei 2012

Story of Me

Who am I ?

Sekarung imajinasi ingin ku ikat
dalam otak tak terlantunkan nada
dalam diri tak ada yang bisa ku tarik keluar
dalam hari tak ada yang bisa di congkel keluar

seonggok pribadi yang hampir menjadi fosil
belum sempat terlembarkan
belum sempat tersiar
belum sempat berlayar

kerumunan kata tersimpan rapat
kerumunan kalimat tersangkut harap
kumpulan spesies makna tak tersebar dengan rapi

akankah semua mimpi dapat terkibar
akankah semua mimpi akan tereboisasi oleh alam
akankah semua angan akan  terbawa angin dalam puncak kenikmatan

dalam harap tergerai suatu ingin
mampu mendobrak makna lebih dalam
tergantung di pucuk daun kelapa
merayu ramah pada mata
menghening kemudian
tak dapat ditampakkan
atau memang terhalang kebodohan

ini bukan kapitalis namanya
ini hanya sebuah perjalanan singkat
yang sengaja dibuat
tapi tak dihirau 
tak di bawa pulang

bukan sebuah kemauan bila tak dilakukan
bagai matahari yang terhalang oleh galaksi

bergerak adalah kami
kami atau saya
atau hanya kami
atau hanya saya